UNSUR & PRINSIP DESAIN |
Unsur & prinsip desain, merupakan kerangka awal untuk merancang perwajahan media cetak kita. Unsur dan prinsip desain harus kita pahami satu-persatu. Mulai dari garis, warna, hingga pemahaman tentang kesatuan (unity) dan keserasian (harmony) dalam kaidah prinsip desain.
Unsur-unsur desain yang mengandung estetika itu adalah:
(1) Garis (line);
(2) Bentuk (form);
(3) Warna (colour);
(4) Ruang (space);
(5) Tekstur (textures);
(6) Skala/Ukuran (size).
Sedangkan prinsip-prinsip desain terdiri dari:
(1) Keseimbangan (balance);
(2) Proporsi (proportion);
(3) Irama (rhytm);
(4) Kontras (contras);
(5) Kesatuan (unity);
(6) Keserasian (harmony); di samping fungsi teknik dan pesan yang terkandung.
Penerapan Unsur dan Prinsip Desain Busana
Dalammendesain busana
unsur-unsur dan prinsip-prinsip desain hendaklah diperhatikan. Kedua
elemen tersebut sangat menentukan bagaimana hasil desain busana yang
kita buat. Dengan adanya unsur desain kita dapat melihat wujud dari
desain yang kita buat dan dengan memperhatikan prinsip-prinsip desain,
sebuah desain yang kita ciptakan dapat lebih indah dan sempurna.
Padadesain busana
setiap unsur atau karya yang kita tuangkan hendaklah mudah dibaca atau
dipahami desainnya oleh orang lain dan sesuai dengan siapa orang yang
akan memakainya. Hal ini penting karena setiap orang mempunyai bentuk
tubuh yang tidak sama sehingga untuk menutupi kekurangan atau
menonjolkan kelebihan sipemakai dapat kita gunakan unsur-unsur dan
prinsip-prinsip desain di atas.
a. Penerapan unsur-unsur desain pada busana
Garis merupakan unsur yang pertama yang sangat penting dalam desain karena dengan garis kita dapat menghasilkan sebuahrancangan busana yang menarik selain unsur-unsur desain lainnya.
Garis
busana yang perlu diperhatikan yaitu berupa siluet pakaian atau garis
luar pakaian dan garis bagian-bagian busana seperti kerah, lengan,
garis hias (garis princes, garis empire, dll) dan lain-lain.
Siluet
pakaian dibuat hendaklah disesuaikan dengan bentuk tubuh sipemakai dan
sesuai dengan trend mode saat itu. Seperti untuk orang yang bertubuh
kurus hendaknya jangan menggunakan siluet I karena memberi kesan lebih
kurus, begitu juga sebaliknya orang yang bertubuh gemuk hendaklah
menghindari pakaian dengan siluet S karena gelombang-gelombang pada
pakaian memberi kesan tambah menggemukkan. Begitu juga dengan warna dan
tekstur serta unsur-unsur lainnya. Warna dan tekstur ini perlu
disesuaikan dengan banyak faktor seperti warna kulit, kesempatan
pemakaian, bentuk tubuh dan lain-lain. Jadi setiap sifat atau watak dari
masing-masing unsur dapat dimanfaatkan untuk menutupi kekurangan dan
menonjolkan kelebihan yang dimiliki sipemakai.
Seorang perancang atau desainer
juga harus mempunyai pengetahuan tentang menjahit agar dapat
menuangkan idenya dengan lebih kreatif dan rancangan ini dapat dibuat
menjadi sebuah pakaian, dengan kata lain setiap garis-garis busana yang
dibuat benar-benar dapat diwujudkan menjadi benda yang sesungguhnya.
Jadi
setiap garis atau bentuk yang dirancang tidak hanya indah di atas
kertas saja tetapi orang lain juga dapat memahami desainnya untuk
diwujudkan ke bentuk yang sebenarnya.
b. Penerapan prinsip-prinsip desain pada busana
Setiap
unsur-unsur desain disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan
sebuah rancangan yang indah. Namun ini bukanlah pekerjaan yang mudah.
Agar susunan setiap unsur ini indah maka diperlukan cara-cara tertentu
yang dikenal denganprinsip-prinsip desain sebagaimana
sudah dijelaskan terdahulu. Setiap prinsip ini tidak digunakan secara
terpisah-pisah melainkan satu kesatuan dalam suatu desain.
Prinsip-prinsip ini yaitu harmoni, proporsi, balance, irama, aksen dan
unity.
Sebuah
desain yang dirancang tentunya ada ide-ide yang ditonjolkan. Misalnya
ide busana wanita dengan lipit-lipit. Maka agar busana tersebut
terlihatharmoni (serasi) makabagian busana hendaklah
juga menggunakan lipit yang bila dilihat tidak terlalu berlebihan.
Janganlah menggunakan lipit pada rok kemudian kerut pada lengan,
tentunya akan terlihat tidak harmoni. Begitu juga garis hias. Apabila
kita menggunakan garis yang melengkung, sebaiknya juga disesuaikan
dengan garis leher atau bentuk kerah dan juga ujung bawah pakaian.
Pilihlah kerah atau ujung bawah baju yang bagian ujungnya juga
melengkung sehingga terlihat serasi.
Begitu juga denganprinsip proporsi.
Agar setiap bagian terlihat proporsional, susunlah setiap bagian
tersebut dengan baik. Misalnya orang yang bertubuh kurus, jangan gunakan
motif yang membuatnya tambah kurus atau motif garis vertikal dan
lain-lain. Penempatan setiap bagian juga perlu diperhatikan
keseimbangannya (balance), misalnya keseimbangan simetris atau
asimetris.
Irama pada desain juga perlu diperhatikan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menentukanirama
pada desain sebagaimana sudah dijelaskan terdahulu. Kita bisa memilih
salah satu irama pada pakaian yang diinginkan misalnya ada pengulangan
bentuk seperti ada rimpel kecil yang dibuat pada garis leher maka
diberi pengulanganya dengan membuat rimpel kecil juga pada ujung
lengan. Kita bisa memilih salah satu irama yang diinginkan. Hal yang
tidak kalah pentingnya adalah adanya kesatuan pada setiapunsur yang ada dalam desain.
(Sumber : http://suprihatiningsihsuwandi64.blogdetik.com )
0 komentar:
Posting Komentar